ETIKA BERMUALAH 
Berdasarkan 
Alquran & Sunnah 
MUKADIMAH 
Bukanlah seorang
muslim terbaik dan hebat yang memiliki kekayaan berlimpah dan kedudukan  tinggi di masyarakatnya, tapi muslim yang
terbaik dan hebat adalah muslim paling indah akhlak dan budi pekertinya, muslim
yang menjadikan muslim lainnya merasa tenang, tenteram dan nyaman hatinya saat
bersamanya.
BERBAGAI SALAM
Berbagai
salam (afsyu as-salam) merupakan syiar islam, sekaligus salah satu hak dan
kewajiban kita terhadap sesama muslim. Menurut jumhur ulama memberi salam
hukumnya sunnah, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib. 
Sebagai
seorang muslim, hendaklah kita menyebarluaskan syiar Islam yang indah dan agung
ini, yakni dengan senantiasa mengucapkan salam saat bertemu dan ketika berpisah
dengan saudara muslim di mana pun dan kapan pun. Demikianlah wasiat Rasulullah.
Islam mengajarkan
kita untuk menyebarluaskan salam keselamatan kepada setiap muslim, karena di
dalamnya terkandung manfaat yang positif bagi kehidupan kita, seperti
menyebarluaskan salam merupakan amalan sunnah yang memiliki nilai pahala yang
amat besar. 
Rasulullah
bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan:
“Assalamu’alaikum warahmatullahi” (semoga kesejahteraan dan rahmat Allah di
limpahkan kepadamu). Maka di tuliskan 
baginya dua puluh kebaikan, barang siapa yang mengucapkan: “Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh” (semoga kesejahteraan, rahmat dan barokah Allah di limpahkan
kepada kamu)
A.   Memberi Salam 
Memberi salam merupakan syiar Islam yang di dalamnya
tersimpan hikmah yang amat positif. Salam merupakan satu sebab terciptanya
saling mengenal, bertautnya dua hati, dan akan menumbuhkan rasa cinta kasih di
antara sesama. 
1.   
Mendahului memberi salam 
Mendahului dalam memberi salam adalah perbuatan utama yang
amat disukai Allah. Seperti sabda Rasulullah yang menyatakan “Bahwa sebaik-bainya manusia dalam pandangan
Allah adalah orang yang memulai dalam mengucapkan salam”(HR. Abu Dawud).
2.   
Orang Berkendaraan Memberi Salam kepada Orang yang Berjalan;
yang Berjalan Memberi Salam kepada Orang yang Duduk; yang Muda Memberi Salam
kepada yang Tua. 
Termasuk tuntunan Rasulullah 
dalam memberi salam ialah apabila kita sedang bepergian dengan naik kendaraan,
seperti mobil, sepeda motor, atau kuda. Kemudian kita bertemu dengan saudara muslim
yang sedang berjalan maka kita yang berkendaraan harus mengucapkan salam
terlebih dahulu. 
3.   
Salam Ketika Masuk dan Keluar Masjid 
Salam selain sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, juga
wujud doa terhadap sesama muslim. Karenanya, Islam mengajarkan kita untuk
menyampaikan salam keselamatan setiap kali kita bertemu dengan sesama muslim
kapan pun dan dimana pun. Demikian pula ketika kita menghadiri majelis, maka
salam bagi saudara kita yang telah hadir adalah hal yang tidak boleh kita
lupakan. 
4.   
Salam Ketika Memasuki Rumah 
Islam mengajarkan kita untuk menyebarluaskan salam kapan dan
dimana pun, termasuk ketika kita hendak memasuki rumah, baik itu rumah sendiri,
dan terlebih lagi rumah orang lain (ketika bertamu). 
5.   
Salam untuk Semua 
Islam tidak membenarkan kita pilih kasih dalam memberi salam,
yakni hanya kepada orang yang telah kita kenal, namun enggan memberi salam
terhadap mereka yang belum kita kenal karena setiap muslim berhak untuk
mendapatkan doa keselamatan. Singkat kata, salam Islam ini haruslah kita
sampaikan kepada semua muslim tanpa terkecuali sebab salam adalah syiar agama,
yang akan menjadi penyebab tegaknya dinul
Islam, lahirnya rasa persaudaraan sesama muslim (ukhwah Islamiyah), dan tersebarnya perasaan cinta kasih yang
berlandaskan pada iman dan takwa kepada Allah. 
6.   
Salam bagi Wanita dan Anak-Anak 
Islam mengajarkan kita untuk bertukar salam kepada siapa pun,
termasuk pula terhadap  wanita dan
anak-anak. 
7.   
Senyum di Tengah Salam 
Islam mencegah kita menyampaikan salam hanya sekedar formalitas
atau sekedar basa – basi, sebab salam yang hanya basa – basi akan terasa
hambar, kering, dan tidak bermakna. 
8.   
Iringi Salam dengan Berjabat Tangan 
Agar salam yang kita sampaikan lebih bermakna, lebih hidup,
menjadikan suasana pertemuan terasa segar, hangat dan memberi kesan yang
mendalam, maka salam yang kita sampaikan hendaknya di ikuti pula dengan
berjabat tangan. 
9.   
Sampaikan Salam dengan Lembut 
Termasuk etika dalam memberi salam yang harus kita
perhatikan, ialah salam itu kita ucapkan dengan sedikit mengeraskan suara
sehingga dapat didengar jelas oleh orang yang kita beri salam, namun tidak
terlalu keras sehingga mengagetkan, mengganggu aktivitas ataupun membangunkan
orang yang sedang tidur. 
10.
Salam Ketika Bertemu dan Berpisah 
Menyebarluaskan salam keselamatan terhadap sesama muslim
merupakan anjuran agama, yang didalamnya tersimpan hikmah  dan pengaruh yang positif bagi hubungan kita
dengan sesama muslim, karenanya kita harus menjadikannya sebagai kebiasaan (Tradisi)
setiap kali kita berjumpa dan ketika berpisah dengan sesama muslim. 
11.
Salam Jarak Jauh 
Memberi salam tidaklah harus bertemu atau bertatap muka (dari
jarak dekat), tetapi menyampaikan salam juga bisa dari jarak jauh, dan jika
dimungkinkan orang yang kita beri salam tidak dapat mendengarnya maka hendaklah
kita mengiringinya  dengan isyarat,
semisal dengan melambaikan tangan dan sebagainya. 
12.
Salam untuk Orang yang Telah Meninggal 
Salam pada hakikatnya adalah doa keselamatan dan kesejahteraan
untuk saudara kita, karenanya kita dianjurkan memberi salam setiap kali kita
bertemu dengan sesama muslim dimana pun, kapan pun dan terhadap siapa pun. 
B.   Menjawab Salam 
1.    Menjawab Salam dengan Lengkap 
2.    Menjawab Salam ketika Salam 
3.    Menjawab Salam Ahli Kitab      
MENJENGUK ORANG SAKIT
Dalam pandangan Islam, seorang muslim bagi muslim
lainnya  seperti sebuah bangunan yang
sebagian menguatkan sebagian yang lain. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ini
artinya, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, karenanya
kita tidak boleh menutup mata dan telinga dari keadaan lingkungan sekitar. Kita
harus memerhatikan mereka, menjalin hubungan baik dengan mereka, dan apabila
tenaga kita dibutuhkan, pertolongan kita diharapkan, bantuan kita diinginkan,
hendaklah kita bersegera membantunya. 
Dalam menjenguk orang sakit kita harus memerhatikan dan
mengikuti berbagai tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan, diantaranya
:
1.    Berpakaian Rapi dan Sopan 
2.    Tenang dan Turut Berbela Sungkawa 
3.    Tidak berlama-lama Menjenguk Orang
Sakit 
4.    Pilihlah Waktu yang Tepat 
5.    Hiburlah Orang yang Sakit dan
Keluarganya 
6.    Memberi Nasihat kepada Orang yang
Sakit 
7.    Mendoakan kesembuhan 
8.    Membantu Meringankan Beban 
9.    Membimbing Membaca Kalimat Tauhid 
10. Hindari Sumber Penyakit 
MENGHADIRI UNDANGAN 
Allah memerintahkan kita untuk saling kasih mengasihi
dan membina hubungan kekerabatan (silaturrahim)
dengan sesama muslim. Menjalin hubungan baik dengan sesama, selain  akan menjadikan hidup kita terasa lebih indah
dan bermakna, juga akan menghilangkan rasa gundah dan gelisah, menambah teman (relasi),
memanjangkan umur, dan menjadikan rezeki berlimpah. 
Demikianlah sabda Rasulullah yang mengatakan :
Yang artinya :
Barang
siapa yang menginginkan rezekinya dimudahkan dan usianya dipanjangkan, maka
hendaklah dia menyambung silaturahmi. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 
Salah
satu sarana yang tepat untuk memelihara hubungan kekerabatan antarsesama muslim
ialah kita memenuhi undangan saudara kita. 
Sebagian
di antara tuntunan menghadiri undangan yang telah Rasulullah diajarkan :
1.   
Pakaian Harus Bersih, Rapi dan Sopan 
2.   
Tepat Waktu (On Time)
3.   
Boleh Mengajukan Persyaratan 
4.   
Bersikaplah Tenang 
5.   
Hindarilah Canda Tawa Berlebihan 
6.   
Menghadiri Undangan Berbau Maksiat 
7.   
Memberitahu Apabila Tidak dapat Menghadiri Undangan 
8.   
Meminta Izin ketika Pulang 
MENDO’AKAN ORANG BERSIN 
Bersin bukan menandakan jika kita sedang terserang
penyakit, melainkan di dalam bersin yang sejenak itu terkandung kebaikan yang
banyak, yang belum tentu didapatkan oleh orang yang melakukan ibadah selama
beberapa hari lamanya, demikianlah di antara hikmah yang tersimpan mengapa kita
dianjurkan membaca “Tasmid” ketika bersin. Dan sebagaimana Islam mengajarkan
kita membaca “Tasmid” ketika bersin, kita juga diajarkan menyahuti orang yang
bersin. 
Menyahuti orang bersin merupakan syiar Islam, sekaligus
salah satu hak dan kewajiban kita terhadap sesama muslim. Dianjurkannya berdoa
ketika bersin dan mendoakan muslim yang bersin ini selain di dalamnya
terkandung bermacam kebaikan, juga sebagai bukti akan kecintaan kita terhadap
Allah, Rasulullah, dan sesama muslim, yang di dalamnya tersimpan nilai positif
bagi hubungan kita dengan sesama muslim, yakni akan mempererat hubungan
persaudaraan, dan menumbuhkan rasa cinta kasih di antara sesama. 
Tuntunan yang diajarkan Rasulullah saw
1.   
Mengucapkan Puji Syukur Kepada Allah 
2.   
Menjawab Orang Bersin 
3.   
Menutup Mulut saat Bersin
4.   
Segeralah Berobat 
BERTAKZIAH 
Takziah atau melawat (mengunjungi) orang yang sedang terkena
musibah atas meninggalnya salah satu anggota keluarganya adalah sunnah Rasul,
yang ada didalamnya mengandung tuntunan agar kita dapat merasakan penderitaan
dan kesedihan orang lain, sebagai ungkapan jika kita peduli (berbela sungkawa)
dan perhatian dan terhadap saudara kita yang sedang mengalami musibah. Dalam
bertakziah ini, kita harus memerhatikan tuntunan yang telah Allah  dan 
Rasul-Nya ajarkan, sehingga kunjungan kitamemawa dampak positif bagi
diri kita sendiri dan juga bagi shahibul musibah. Hal – hal yang harus
diperhatikan ketika bertakziah, di antaranya :
1.   
Menghibur Shahibul Musibah 
2.   
Bersikap Ramah dan Sopan Saat di Rumah Duka 
3.   
Hindari Canda Tawa 
4.   
Mengingatkan untuk Sabar dan Ridha 
5.   
Turut Serta Menyalati Jenazah 
6.   
Mengantar Jenazah hingga Pemakaman 
7.   
Hindari Membicarakan Keburukan Jenazah 
8.   
Membantu Meringankan Beban Shahibul Musibah 
9.   
Tidak Melewat Lebih dari Tiga Hari 
PERCAKAPAN 
Lidah memiliki peran yang amat penting bagi
hidup kita, ia dapat mengantarkan kita pada kebajikan dan kehormatan diri, atau
menjerumuskan kita pada kehinaan dan kenistaan hidup di dunia dan akhirat.
Semua itu tergantung dari bagaimana kita memfungsikannya, jika lidah itu kita
pergunakan untuk mengatakan  dan
membicarakan perkara yang baik, maka ia akan membawa dan mengantarkan kita pada
kebaikan dan keselamatan. Namun apabila lidah itu kita fungsikan untuk
membicarakan perkara yang buruk, jahat, dan keji, maka itulah lidah yang akan
menuntun kita pada kecelakaan dan kebinasaan dunia dan di akhirat. 
Perkataan itu seperti sebilah pedang, yang
apabila tidak digunakan dengan baik dan pada tempatnya ia akan membahayakan dan
mengancam keselamatan diri kita dan juga orang lain. Tidak hanya itu, sakitnya
tergores kata itu sungguh lebih sakit daripada tikaman sebilah pedang di dada,
sakitnya pukulan belum seberapa jika dibandingkan dengan sakitnya hati yang
dihantam kata, dan seseorang akan lebih cepat sembuh dari sakitnya pukulan atau
tusukan sebilah pedang daripada rasa sakit yang disebabkan kata-kata yang
menyakitkan hati. Karena itulah, kita harus menjaga lidah kita dari pembicaraan
yang kotor dan perkataan yang dapat menyebabkan orang lain sakit hati. Dalam
masalah ini Islam telah mengajarkan kita beberapa hal yang harus kita
perhatikan dalam berbicara. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
berbicara :
1.   
Berkata yang baik atau diam  
2.   
Sederhana dalam berbicara 
3.   
Berkata yang baik dan benar 
4.   
Berbicara dengan halus dan lembut 
5.   
Tenang dan tidak tergesa-gesa dalam berbicara
6.   
Jauhi perkataan kotor dan keji 
7.   
Hindari fitnah dan adu domba 
8.   
Hindari menggunjing (ghibah)
9.   
Hindari berkata dusta 
10. Jangan
memberi kesaksian palsu 
11. Jauhi
pembicaraan tidak bermanfaat 
12. Hindari
membicarakan keburukan sesama 
13. Berpikir
sebelum berbicara 
14. Jelas
dan tidak bertele-tele dalam berbicara 
15. Mengulangi
kata-kata penting 
16. Hindari
berbantah-bantahan 
17. Memberikan
pujian 
CANDA
TAWA 
Bercanda
bukan perkara yang dilarang dalam agama kita, karena di dalam canda tawa juga
terdapat manfaat yang positif bagi hubungan kita dengan sesama, yakni akan
mencairkan suasana pertemuan dan menjadikan persahabatan semakin hangat  dan akrab. Rasulullah bersabda “Bersenda guraulah dan bermain-mainlah,
Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu” (HR.
Al-Baihaqi). 
Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam becanda tawa :
1.     Jangan menyebut nama dan ayat-ayat Allah 
2.    Percandaan
tetap menghormati sesama 
3.    Tidak
berlebihan dalam bercanda 
4.    Canda
tawa tidak mengandung pelecehan dan penghinaan terhadap sesama 
5.    Jangan
membuka rahasia orang lain 
6.    Jangan
membuka rahasia rumah tangga 
7.    Menyelipkan
pujian 
8.    Percandaan
yang tidak mengandung kebohongan 
BERTAMU 
Bertemu
atau mengunjungi sanak kerabat merupakan sarana yang baik bagi kita untuk
membina tali silaturrahmi . Agar
dalam bertamu ini membawa dampak yang positif dan terhindarkan dari hal-hal
negatif, tentu dalam bertamu kita harus memperhatikan tuntunan yang telah
Rasulullah ajarkan sebagai berikut 
1.    Meminta
izin kepada tuan rumah 
2.    Menyebutkan
identitas diri 
3.    Jangan
memaksakan diri 
4.    Jangan
mengintip isi rumah orang lain 
5.    Memilih
waktu yang tepat 
6.    Duduk
di tempat yang dipersilakan 
7.    Hindari
canda tawa berlebihan 
8.    Membicarakan
perkara yang baik
9.    Jangan
menolak jamuan 
10. Janganlah
terlalu lama 
11. Meminta
izin  dan mendoakan ketika hendak kembali
MENERIMA TAMU 
Memuliakan
tamu merupakan perbuatan baik, sekaligus wujud nyata kita benar-benar beriman
kepada Allah dan hari akhir (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam hal ini, kita
harus memerhatikan tuntunan yang telah Rasulullah ajarkan. Demikian agar
hubungan baik antara kita dengan orang lain tetap terjaga dan terhindarkan dari
hal-hal negatif yang tidak kita harapkan. Di antara perkara yang harus kita
perhatikan dalam menerima tamu adalah :
1.    Sambutlah
tamu dengan senyuman 
2.    Sambutlah
tamu dengan ramah dan sopan 
3.    Janganlah
membeda-bedakan tamu 
4.    Persilakan
tamu duduk 
5.    Berikan
jamuan 
6.    Menerangkan
hidangan yang disajikan 
7.    Janganlah
tergesa-gesa mengangkat jamuan 
8.    Menyediakan
penginapan bagi tamu 
9.    Hindari
berkeluh kesah di hadapan tamu 
10. Jangan
mengusir tamu 
11. Mendoakannya
ketika hendak kembali 
BERMAJELIS 
Islam
bukanlah risalah yang hanya diperuntukkan bagi suatu generasi, satu kaum, suku,
dan bangsa tertentu seperti risalah-risalah sebelumnya. Tapi, Islam adalah
risalah yang universal dan sempurna, yang mencakup segala aspek kehidupan, baik
perorangan  maupun kolektif, mulai dari
perkara ibadah, hukum, politik, ekonomi, dan pendidikan. Kesempurnaan Islam ini
tidak luput membahas tentang etika dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, termasuk etika bermajelis. 
Inilah
beberapa tuntunan bermajelis yang harus kita perhatikan sehingga kita
memperoleh nilai positifnya, dan terhindarkan dari berbagai hal yang tidak kita
harapkan :
1.    Salam
ketika mendatangi majelis 
2.    Hormati
yang baru hadir 
3.    Luaskan
tempat duduk orang lain 
4.    Jangan
mengusir seseorang dari tempat duduknya 
5.    Janganlah
menempati tempat duduk orang lain 
6.    Jangan
duduk di tengah-tengah majelis (Halaqah)
7.    Janganlah
duduk di antara dua orang 
8.    Hindari
berbisik-bisik 
9.    Hindari
berbanta-bantahan 
10. Janganlah
mendominasi pembicaraan 
11. Dengarkan
pembicaraan orang lain 
12. Hindari
pembicaraan dosa dan maksiat 
13. Hindari
menyakiti perasaan Ahli Majelis 
14. Banyak
berdzikir dalam majelis 
15. Membicarakan
perkara-perkara yang baik 
16. Berdoa
ketika meninggalkan majelis 
17. Meminta
izin ketika hendak meninggalkan majelis 
18. Jagalah
amanat majelis 
BERJALAN 
Islam
mengajarkan kita untuk bersikap sopan dan santun ketika berjalan, demikian ini
agar perjalanan kita mendatangkan manfaat positif, dan terhindarkan dari segala
hal yang tidak kita harapkan, beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika
berjalan adalah :
1.   
Memenuhi
Hak-Hak Jalan
Hal pertama yang harus kita
perhatikan ketika berjalan ialah kita memenuhi 
hak-hak jalan, karena sesungguhnya jalanan juga memiliki hak-hak
tertentu yang harus kita penuhi. 
2.   
Hindarilah
sikap angkuh dan sombong 
3.   
Merendahkan
diri dalam berjalan 
4.   
Janganlah
membuang kotoran di jalan 
5.   
Menyingkirkan
gangguan di jalan 
6.   
Berjalan
dengan sederhana dan cepat 
7.   
Melapangkan
jalan bagi orang lain 
BEPERGIAN 
Islam
mengajak kita untuk memperindah akhlak dalam bergaul dengan sesama, termasuk
pula pada saat kita sedang mengadakan perjalanan (safar) untuk suatu keperluan.
Dalam hal ini Islam telah mengajarkan apa yang harus kita lakukan dan apa pula
yang harus kita hindari ketika kita akan, sedang, maupun sekembalinya dari
perjalanan. 
1.    Shalat
istikharah sebelum bepergian 
2.    Bertaubat
ketika hendak bepergian 
3.    Berdoa
ketika hendak bepergian 
4.    Haruslah
jelas ke mana tujuannya 
5.    Berpamitan
kepada sanak keluarga 
6.    Membawa
perbekalan yang cukup 
7.    Hindari
bepergian sendirian 
8.    Memperbanyak
Dzikir dan Doa dalam perjalanan 
9.    Segera
pulan apabila urusan telah selesai 
10. Hindari
pulang larut malam 
11. Shalat
sunnah sebelum memasuki rumah 
BERKENDARAAN 
Mengikuti
tuntunan Rasulullah dalam setiap aktivitas merupakan keharusan bagi setiap
muslim, termasuk pula ketika hendak bepergian dengan berkendaraan, baik itu
kendaraan pribadi dan terlebih lagi kendaraan umum. Dalam hal ini Islam telah
mengajarkan kita adab dan etika yang harus kita perhatikan, di antaranya :
1.    Membaca
Basmalah saat naik kendaraan. 
2.    Berdoa
ketika naik kendaraan. 
3.    Mendahulukan
kaki kanan dari kaki kiri. 
4.    Jangan
mengganggu kenyamaan sesama. 
5.    Berlaku
ramah dan sopan terhadap semua orang.
6.    Hindarilah
sikap angkuh dan arogan.
7.    Bertegur
sapa ketika duduk berdua di dalam kendaraan.
8.    Memberi
salam kepada yang berjalan. 
9.    Meluaskan
tempat duduk bagi orang lain.
10. Janganlah
membuang kotoran di dalam kendaraan.
11. Hindari
melakukan perbuatan merugikan orang lain.
12. Hindari
bercakap-cakap dengan sopir.
13. Janganlah
terlalu cepat dalam berkendaraan.
14. Mendahulukan
kaki kiri daripada kaki kanan ketika turun. 
BERTEMU DAN BERPISAH 
Berhubungan
dengan sesama adalah satu hal yang tidak mungkin kita elakkan karena kita hidup
tidak sendiri, melainkan kita hidup di tengah-tengah individu lain dalam suatu
komunitas (masyarakat). Dan agar interaksi kita dengan orang lain meninggalkan
kesan dan pengaruh yang positif, kita harus mengikuti tuntunan yang pernah
baginda Rasulullah ajarkan diantaranya :
1.    Mengucap
salam saat bertemu dan ketika berpisah 
2.    Berjabat
tangan saat bertemu dan berpisah 
3.    Bermuka
manis saat bertemu 
4.    Berlaku
lemah lembut dan sopan 
5.    Menanyakan
kabar berita 
6.    Memuji
dan menyanjung orang yang kita temui 
7.    Mengungkapkan
rasa cinta dan sayang saat bertemu 
8.    Janganlah
panggil memanggil dengan gelar buruk 
9.    Membaca
Hamdalah dan bershalawat atas Rasulullah 
10. Membaca
istighfar saat berpisah 
BERTANYA 
Bukan
seorang yang cerdik dan pandai tetapi enggan bertanya ketika tidak mengetahui,
namun sejatinya orang yang tidak mau bertanya ketika tidak mengetahui suatu
persoalan adalah orang yang sombong dan “sok tahu”, hal ini merupakan satu
sikap tercela yang amat di benci Allah dan Rasul-Nya. At-Tirmidzi menuturkan
Rasulullah pernah mengatakan, orang yang paling beliau benci dan yang akan
mendapatkan celaka pada hari kiamat kelak adalah orang-orang yang banyak dalam
berbicara, bermulut besar, dan berlagak tahu “(HR. At-Tirmidzi). Karena itu,
sebagai seorang muslim jika kita tidak mengetahui tentang suatu permasalahan
janganlah malu untuk bertanya, karena “Malu
bertanya sesat di jalan” demikian kata pepatah. 
1.    Bertanyalah
pada orang yang memiliki pengetahuan 
2.    Jangan
berlebihan dalam bertanya 
3.    Bertanya
dengan niat dan cara yang baik 
MENJAWAB PERTANYAAN 
Islam  mengajarkan kita untuk bertanya apabila tidak
mengetahui dan menjawab apabila ditanya, tidak mau bertanya ketika tidak
mengetahui adalah sikap sombong, sok tahu, dan tidak tahu diri.  Demikian halnya tidak bersedia menjawab
manakala ditanya juga cermin kesombongan, keangkuhan dan kebakhilan. Selain itu
enggan menjawab ketika ditanya juga akan memberikan kesan yang kurang baik,
menyebabkan orang lain (yang bertanya) tersinggung dan sakit hati, sebab mereka
akan merasa diremehkan dan tidak dihargai. 
Beberapa
hal penting yang harus kita perhatikan dalam menjawab sebuah pertanyaan,
diantaranya adalah :
1.    Memberikan
jawaban dengan jelas dan lengkap 
2.    Mengarahkan
penanya pada kebajikan 
3.    Jawaban
diperkuat dalil (alasan) yang logis
4.    Berterus
terang jika tidak mengetahui jawaban dengan pasti 
5.    Menjawab
dengan mempraktikkan langsung
6.    Mengembalikan
segala urusan kepada Allah 
MEMBERI 
Manusia
adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup mandiri dan sendiri, terlepas
dari bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu, Islam mengajak dan
mengajarkan kita untuk saling tolong – menolong, saling bantu – membantu, dan
menjalin hubungan baik antarsesama. Memberi bantuan dan pertolongan pada sesama
merupakan perbuatan terpuji yang sangat dianjurkan dalam agama kita, karena
memberi dapat menumbuhkan perasaan cinta kasih dan mempererat persatuan dan
kesatuan. Tidak hanya itu, memberi juga merupakan amal baik yang akan
menjadikan kita ditolong Allah ketika berada dalam kesulitan dan kesempitan.
Rasulullah bersabda, ”Tolonglah, nanti
kamu akan diberikan pahala. Allah akan memenuhi apa yang Dia (Allah) suka
daripada lisan (percakapan) Nabi-Nya”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tata
cara memberi :
1.    Tulus
dan ikhlas dalam memberi 
2.    Bersegera
dalam memberi 
3.    Janganlah
mengungkit-ungkit pemberian
4.    Mendahulukan
sanak kerabat terdekat 
5.    Memberi
kepada yang berhak 
6.    Berlaku
adil dalam memberi 
7.    Memberi
sesuatu yang bermanfaat 
8.    Jangan
meminta kembali pemberian
MENASIHATI 
Ketahuilah
bahwa kita semua akan menjadi golongan yang akan mendapatkan kerugian besar di
dunia dan akhirat, apabila kita tidak beriman kepada Allah, tidak mau
mengerjakan amal shaleh, tidak mau nasihat menasihati supaya menaati kebenaran,
dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-‘Ashr [103]) : 1-3).
Rasulullah yang mulia pun pernah mengatakan bahwa agama kita yang unggul ini
(Islam) adalah  agama nasihat, sabda
Rasulullah, “Agama adalah nasihat,” para
sahabat bertanya :”kepada siapa?” Beliau
bersabda, “kepada Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya, dan kepada pemimpin kaum muslim dan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Tata
cara memberi nasihat :
1.    Ikhlas
dalam memberi nasihat 
2.    Memberi
nasihat secara rahasia 
3.    Nasihat
dengan perkataan manis dan lembut 
4.    Tidak
tergesa-gesa dalam memberi nasihat 
5.    Memberi
nasihat berdasar pengetahuan 
MEMINTA 
Dalam
menjalani hidup ini kita pasti membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain
karena kita makhluk sosial, makhluk yang akan selalu membutuhkan orang lain.
Oleh karena itu, jika kita mampu dan dapat memberi bantuan atau pertolongan
kepada sesama maka hendaklah kita bersegera dan jangan menunda-nunda, yang
demikian ini selain bukti ketaatan kita terhadap perintah Allah dan Rasulullah,
juga agar orang lain bersedia memberi bantuan dan pertolongan pada saat kita
sedang membutuhkan bantuan dan pertolongan. 
Adab
dan sopan santun yang harus diperhatikan dalam rangka meminta bantuan atau
pertolongan orang lain, di antaranya :
1.    Tidak
berlebihan dalam meminta 
2.    Jangan
memaksa dalam meminta 
3.    Jangan
terlalu sering meminta 
4.    Ucapkan
terima kasih 
MENOLAK PERMINTAAN ATAU PEMERIAN 
Seorang
mukmin terhadap mukmin lain seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu
dengan yang lainnya. Karenanya, Islam dengan tegas melarang kita saling
membenci, saling berselisih, saling menghina, mengejek, dan merendahkan muslim
lain. Sebaliknya, Islam mengajak dan memerintahkan kita untuk saling mengasihi,
saling mencintai, saling menghormati, dan menghargai satu dengan yang lain. 
Islam
melarang kita menyakiti hati sesama, berperilaku kasar dan melakukan tindakan
yang dapat menyinggung perasaan  orang
lain. 
Tata
cara menolak permintaan atau pemberian :
1.    Hindari
menolak pemberian atau permintaan orang lain 
2.    Niat
baik dalam menolak 
3.    Menolak
dengan sikap dan perkataan yang lembut 
4.    Menyampaikan
alasan dalam menolak 
5.    Penolakan
tidaklah bertentangan dengan syariat 
6.    Memerhatikan
tingkat ilmu lawan bicara
7.    Menghindari
perdebatan
 
