Plus Minus

Rabu, 14 Maret 2012

ETIKA BERMUAMALAH


ETIKA BERMUALAH
Berdasarkan
Alquran & Sunnah

MUKADIMAH

Bukanlah seorang muslim terbaik dan hebat yang memiliki kekayaan berlimpah dan kedudukan  tinggi di masyarakatnya, tapi muslim yang terbaik dan hebat adalah muslim paling indah akhlak dan budi pekertinya, muslim yang menjadikan muslim lainnya merasa tenang, tenteram dan nyaman hatinya saat bersamanya.

BERBAGAI SALAM
Berbagai salam (afsyu as-salam) merupakan syiar islam, sekaligus salah satu hak dan kewajiban kita terhadap sesama muslim. Menurut jumhur ulama memberi salam hukumnya sunnah, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib.

Sebagai seorang muslim, hendaklah kita menyebarluaskan syiar Islam yang indah dan agung ini, yakni dengan senantiasa mengucapkan salam saat bertemu dan ketika berpisah dengan saudara muslim di mana pun dan kapan pun. Demikianlah wasiat Rasulullah.

Islam mengajarkan kita untuk menyebarluaskan salam keselamatan kepada setiap muslim, karena di dalamnya terkandung manfaat yang positif bagi kehidupan kita, seperti menyebarluaskan salam merupakan amalan sunnah yang memiliki nilai pahala yang amat besar.

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan: “Assalamu’alaikum warahmatullahi” (semoga kesejahteraan dan rahmat Allah di limpahkan kepadamu). Maka di tuliskan  baginya dua puluh kebaikan, barang siapa yang mengucapkan: “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (semoga kesejahteraan, rahmat dan barokah Allah di limpahkan kepada kamu)

A.   Memberi Salam
Memberi salam merupakan syiar Islam yang di dalamnya tersimpan hikmah yang amat positif. Salam merupakan satu sebab terciptanya saling mengenal, bertautnya dua hati, dan akan menumbuhkan rasa cinta kasih di antara sesama.


1.    Mendahului memberi salam
Mendahului dalam memberi salam adalah perbuatan utama yang amat disukai Allah. Seperti sabda Rasulullah yang menyatakan “Bahwa sebaik-bainya manusia dalam pandangan Allah adalah orang yang memulai dalam mengucapkan salam”(HR. Abu Dawud).

2.    Orang Berkendaraan Memberi Salam kepada Orang yang Berjalan; yang Berjalan Memberi Salam kepada Orang yang Duduk; yang Muda Memberi Salam kepada yang Tua.
Termasuk tuntunan Rasulullah  dalam memberi salam ialah apabila kita sedang bepergian dengan naik kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, atau kuda. Kemudian kita bertemu dengan saudara muslim yang sedang berjalan maka kita yang berkendaraan harus mengucapkan salam terlebih dahulu.

3.    Salam Ketika Masuk dan Keluar Masjid
Salam selain sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, juga wujud doa terhadap sesama muslim. Karenanya, Islam mengajarkan kita untuk menyampaikan salam keselamatan setiap kali kita bertemu dengan sesama muslim kapan pun dan dimana pun. Demikian pula ketika kita menghadiri majelis, maka salam bagi saudara kita yang telah hadir adalah hal yang tidak boleh kita lupakan.

4.    Salam Ketika Memasuki Rumah
Islam mengajarkan kita untuk menyebarluaskan salam kapan dan dimana pun, termasuk ketika kita hendak memasuki rumah, baik itu rumah sendiri, dan terlebih lagi rumah orang lain (ketika bertamu).

5.    Salam untuk Semua
Islam tidak membenarkan kita pilih kasih dalam memberi salam, yakni hanya kepada orang yang telah kita kenal, namun enggan memberi salam terhadap mereka yang belum kita kenal karena setiap muslim berhak untuk mendapatkan doa keselamatan. Singkat kata, salam Islam ini haruslah kita sampaikan kepada semua muslim tanpa terkecuali sebab salam adalah syiar agama, yang akan menjadi penyebab tegaknya dinul Islam, lahirnya rasa persaudaraan sesama muslim (ukhwah Islamiyah), dan tersebarnya perasaan cinta kasih yang berlandaskan pada iman dan takwa kepada Allah.
6.    Salam bagi Wanita dan Anak-Anak
Islam mengajarkan kita untuk bertukar salam kepada siapa pun, termasuk pula terhadap  wanita dan anak-anak.

7.    Senyum di Tengah Salam
Islam mencegah kita menyampaikan salam hanya sekedar formalitas atau sekedar basa – basi, sebab salam yang hanya basa – basi akan terasa hambar, kering, dan tidak bermakna.

8.    Iringi Salam dengan Berjabat Tangan
Agar salam yang kita sampaikan lebih bermakna, lebih hidup, menjadikan suasana pertemuan terasa segar, hangat dan memberi kesan yang mendalam, maka salam yang kita sampaikan hendaknya di ikuti pula dengan berjabat tangan.

9.    Sampaikan Salam dengan Lembut
Termasuk etika dalam memberi salam yang harus kita perhatikan, ialah salam itu kita ucapkan dengan sedikit mengeraskan suara sehingga dapat didengar jelas oleh orang yang kita beri salam, namun tidak terlalu keras sehingga mengagetkan, mengganggu aktivitas ataupun membangunkan orang yang sedang tidur.

10. Salam Ketika Bertemu dan Berpisah
Menyebarluaskan salam keselamatan terhadap sesama muslim merupakan anjuran agama, yang didalamnya tersimpan hikmah  dan pengaruh yang positif bagi hubungan kita dengan sesama muslim, karenanya kita harus menjadikannya sebagai kebiasaan (Tradisi) setiap kali kita berjumpa dan ketika berpisah dengan sesama muslim.

11. Salam Jarak Jauh
Memberi salam tidaklah harus bertemu atau bertatap muka (dari jarak dekat), tetapi menyampaikan salam juga bisa dari jarak jauh, dan jika dimungkinkan orang yang kita beri salam tidak dapat mendengarnya maka hendaklah kita mengiringinya  dengan isyarat, semisal dengan melambaikan tangan dan sebagainya.



12. Salam untuk Orang yang Telah Meninggal
Salam pada hakikatnya adalah doa keselamatan dan kesejahteraan untuk saudara kita, karenanya kita dianjurkan memberi salam setiap kali kita bertemu dengan sesama muslim dimana pun, kapan pun dan terhadap siapa pun.

B.   Menjawab Salam
1.    Menjawab Salam dengan Lengkap
2.    Menjawab Salam ketika Salam
3.    Menjawab Salam Ahli Kitab      

MENJENGUK ORANG SAKIT
Dalam pandangan Islam, seorang muslim bagi muslim lainnya  seperti sebuah bangunan yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ini artinya, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, karenanya kita tidak boleh menutup mata dan telinga dari keadaan lingkungan sekitar. Kita harus memerhatikan mereka, menjalin hubungan baik dengan mereka, dan apabila tenaga kita dibutuhkan, pertolongan kita diharapkan, bantuan kita diinginkan, hendaklah kita bersegera membantunya.
Dalam menjenguk orang sakit kita harus memerhatikan dan mengikuti berbagai tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan, diantaranya :
1.    Berpakaian Rapi dan Sopan
2.    Tenang dan Turut Berbela Sungkawa
3.    Tidak berlama-lama Menjenguk Orang Sakit
4.    Pilihlah Waktu yang Tepat
5.    Hiburlah Orang yang Sakit dan Keluarganya
6.    Memberi Nasihat kepada Orang yang Sakit
7.    Mendoakan kesembuhan
8.    Membantu Meringankan Beban
9.    Membimbing Membaca Kalimat Tauhid
10. Hindari Sumber Penyakit

MENGHADIRI UNDANGAN
Allah memerintahkan kita untuk saling kasih mengasihi dan membina hubungan kekerabatan (silaturrahim) dengan sesama muslim. Menjalin hubungan baik dengan sesama, selain  akan menjadikan hidup kita terasa lebih indah dan bermakna, juga akan menghilangkan rasa gundah dan gelisah, menambah teman (relasi), memanjangkan umur, dan menjadikan rezeki berlimpah.
Demikianlah sabda Rasulullah yang mengatakan :
Yang artinya :
Barang siapa yang menginginkan rezekinya dimudahkan dan usianya dipanjangkan, maka hendaklah dia menyambung silaturahmi. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Salah satu sarana yang tepat untuk memelihara hubungan kekerabatan antarsesama muslim ialah kita memenuhi undangan saudara kita.

Sebagian di antara tuntunan menghadiri undangan yang telah Rasulullah diajarkan :
1.    Pakaian Harus Bersih, Rapi dan Sopan
2.    Tepat Waktu (On Time)
3.    Boleh Mengajukan Persyaratan
4.    Bersikaplah Tenang
5.    Hindarilah Canda Tawa Berlebihan
6.    Menghadiri Undangan Berbau Maksiat
7.    Memberitahu Apabila Tidak dapat Menghadiri Undangan
8.    Meminta Izin ketika Pulang

MENDO’AKAN ORANG BERSIN
Bersin bukan menandakan jika kita sedang terserang penyakit, melainkan di dalam bersin yang sejenak itu terkandung kebaikan yang banyak, yang belum tentu didapatkan oleh orang yang melakukan ibadah selama beberapa hari lamanya, demikianlah di antara hikmah yang tersimpan mengapa kita dianjurkan membaca “Tasmid” ketika bersin. Dan sebagaimana Islam mengajarkan kita membaca “Tasmid” ketika bersin, kita juga diajarkan menyahuti orang yang bersin.

Menyahuti orang bersin merupakan syiar Islam, sekaligus salah satu hak dan kewajiban kita terhadap sesama muslim. Dianjurkannya berdoa ketika bersin dan mendoakan muslim yang bersin ini selain di dalamnya terkandung bermacam kebaikan, juga sebagai bukti akan kecintaan kita terhadap Allah, Rasulullah, dan sesama muslim, yang di dalamnya tersimpan nilai positif bagi hubungan kita dengan sesama muslim, yakni akan mempererat hubungan persaudaraan, dan menumbuhkan rasa cinta kasih di antara sesama.
Tuntunan yang diajarkan Rasulullah saw
1.    Mengucapkan Puji Syukur Kepada Allah
2.    Menjawab Orang Bersin
3.    Menutup Mulut saat Bersin
4.    Segeralah Berobat


BERTAKZIAH
Takziah atau melawat (mengunjungi) orang yang sedang terkena musibah atas meninggalnya salah satu anggota keluarganya adalah sunnah Rasul, yang ada didalamnya mengandung tuntunan agar kita dapat merasakan penderitaan dan kesedihan orang lain, sebagai ungkapan jika kita peduli (berbela sungkawa) dan perhatian dan terhadap saudara kita yang sedang mengalami musibah. Dalam bertakziah ini, kita harus memerhatikan tuntunan yang telah Allah  dan  Rasul-Nya ajarkan, sehingga kunjungan kitamemawa dampak positif bagi diri kita sendiri dan juga bagi shahibul musibah. Hal – hal yang harus diperhatikan ketika bertakziah, di antaranya :
1.    Menghibur Shahibul Musibah
2.    Bersikap Ramah dan Sopan Saat di Rumah Duka
3.    Hindari Canda Tawa
4.    Mengingatkan untuk Sabar dan Ridha
5.    Turut Serta Menyalati Jenazah
6.    Mengantar Jenazah hingga Pemakaman
7.    Hindari Membicarakan Keburukan Jenazah
8.    Membantu Meringankan Beban Shahibul Musibah
9.    Tidak Melewat Lebih dari Tiga Hari

PERCAKAPAN

Lidah memiliki peran yang amat penting bagi hidup kita, ia dapat mengantarkan kita pada kebajikan dan kehormatan diri, atau menjerumuskan kita pada kehinaan dan kenistaan hidup di dunia dan akhirat. Semua itu tergantung dari bagaimana kita memfungsikannya, jika lidah itu kita pergunakan untuk mengatakan  dan membicarakan perkara yang baik, maka ia akan membawa dan mengantarkan kita pada kebaikan dan keselamatan. Namun apabila lidah itu kita fungsikan untuk membicarakan perkara yang buruk, jahat, dan keji, maka itulah lidah yang akan menuntun kita pada kecelakaan dan kebinasaan dunia dan di akhirat.
Perkataan itu seperti sebilah pedang, yang apabila tidak digunakan dengan baik dan pada tempatnya ia akan membahayakan dan mengancam keselamatan diri kita dan juga orang lain. Tidak hanya itu, sakitnya tergores kata itu sungguh lebih sakit daripada tikaman sebilah pedang di dada, sakitnya pukulan belum seberapa jika dibandingkan dengan sakitnya hati yang dihantam kata, dan seseorang akan lebih cepat sembuh dari sakitnya pukulan atau tusukan sebilah pedang daripada rasa sakit yang disebabkan kata-kata yang menyakitkan hati. Karena itulah, kita harus menjaga lidah kita dari pembicaraan yang kotor dan perkataan yang dapat menyebabkan orang lain sakit hati. Dalam masalah ini Islam telah mengajarkan kita beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam berbicara.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbicara :
1.    Berkata yang baik atau diam 
2.    Sederhana dalam berbicara
3.    Berkata yang baik dan benar
4.    Berbicara dengan halus dan lembut
5.    Tenang dan tidak tergesa-gesa dalam berbicara
6.    Jauhi perkataan kotor dan keji
7.    Hindari fitnah dan adu domba
8.    Hindari menggunjing (ghibah)
9.    Hindari berkata dusta
10. Jangan memberi kesaksian palsu
11. Jauhi pembicaraan tidak bermanfaat
12. Hindari membicarakan keburukan sesama
13. Berpikir sebelum berbicara
14. Jelas dan tidak bertele-tele dalam berbicara
15. Mengulangi kata-kata penting
16. Hindari berbantah-bantahan
17. Memberikan pujian

CANDA TAWA
Bercanda bukan perkara yang dilarang dalam agama kita, karena di dalam canda tawa juga terdapat manfaat yang positif bagi hubungan kita dengan sesama, yakni akan mencairkan suasana pertemuan dan menjadikan persahabatan semakin hangat  dan akrab. Rasulullah bersabda “Bersenda guraulah dan bermain-mainlah, Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu” (HR. Al-Baihaqi).
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam becanda tawa :
1.     Jangan menyebut nama dan ayat-ayat Allah
2.    Percandaan tetap menghormati sesama
3.    Tidak berlebihan dalam bercanda
4.    Canda tawa tidak mengandung pelecehan dan penghinaan terhadap sesama
5.    Jangan membuka rahasia orang lain
6.    Jangan membuka rahasia rumah tangga
7.    Menyelipkan pujian
8.    Percandaan yang tidak mengandung kebohongan
BERTAMU
Bertemu atau mengunjungi sanak kerabat merupakan sarana yang baik bagi kita untuk membina tali silaturrahmi . Agar dalam bertamu ini membawa dampak yang positif dan terhindarkan dari hal-hal negatif, tentu dalam bertamu kita harus memperhatikan tuntunan yang telah Rasulullah ajarkan sebagai berikut
1.    Meminta izin kepada tuan rumah
2.    Menyebutkan identitas diri
3.    Jangan memaksakan diri
4.    Jangan mengintip isi rumah orang lain
5.    Memilih waktu yang tepat
6.    Duduk di tempat yang dipersilakan
7.    Hindari canda tawa berlebihan
8.    Membicarakan perkara yang baik
9.    Jangan menolak jamuan
10. Janganlah terlalu lama
11. Meminta izin  dan mendoakan ketika hendak kembali

MENERIMA TAMU
Memuliakan tamu merupakan perbuatan baik, sekaligus wujud nyata kita benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam hal ini, kita harus memerhatikan tuntunan yang telah Rasulullah ajarkan. Demikian agar hubungan baik antara kita dengan orang lain tetap terjaga dan terhindarkan dari hal-hal negatif yang tidak kita harapkan. Di antara perkara yang harus kita perhatikan dalam menerima tamu adalah :
1.    Sambutlah tamu dengan senyuman
2.    Sambutlah tamu dengan ramah dan sopan
3.    Janganlah membeda-bedakan tamu
4.    Persilakan tamu duduk
5.    Berikan jamuan
6.    Menerangkan hidangan yang disajikan
7.    Janganlah tergesa-gesa mengangkat jamuan
8.    Menyediakan penginapan bagi tamu
9.    Hindari berkeluh kesah di hadapan tamu
10. Jangan mengusir tamu
11. Mendoakannya ketika hendak kembali

BERMAJELIS
Islam bukanlah risalah yang hanya diperuntukkan bagi suatu generasi, satu kaum, suku, dan bangsa tertentu seperti risalah-risalah sebelumnya. Tapi, Islam adalah risalah yang universal dan sempurna, yang mencakup segala aspek kehidupan, baik perorangan  maupun kolektif, mulai dari perkara ibadah, hukum, politik, ekonomi, dan pendidikan. Kesempurnaan Islam ini tidak luput membahas tentang etika dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, termasuk etika bermajelis.
Inilah beberapa tuntunan bermajelis yang harus kita perhatikan sehingga kita memperoleh nilai positifnya, dan terhindarkan dari berbagai hal yang tidak kita harapkan :
1.    Salam ketika mendatangi majelis
2.    Hormati yang baru hadir
3.    Luaskan tempat duduk orang lain
4.    Jangan mengusir seseorang dari tempat duduknya
5.    Janganlah menempati tempat duduk orang lain
6.    Jangan duduk di tengah-tengah majelis (Halaqah)
7.    Janganlah duduk di antara dua orang
8.    Hindari berbisik-bisik
9.    Hindari berbanta-bantahan
10. Janganlah mendominasi pembicaraan
11. Dengarkan pembicaraan orang lain
12. Hindari pembicaraan dosa dan maksiat
13. Hindari menyakiti perasaan Ahli Majelis
14. Banyak berdzikir dalam majelis
15. Membicarakan perkara-perkara yang baik
16. Berdoa ketika meninggalkan majelis
17. Meminta izin ketika hendak meninggalkan majelis
18. Jagalah amanat majelis
BERJALAN
Islam mengajarkan kita untuk bersikap sopan dan santun ketika berjalan, demikian ini agar perjalanan kita mendatangkan manfaat positif, dan terhindarkan dari segala hal yang tidak kita harapkan, beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika berjalan adalah :
1.    Memenuhi Hak-Hak Jalan
Hal pertama yang harus kita perhatikan ketika berjalan ialah kita memenuhi  hak-hak jalan, karena sesungguhnya jalanan juga memiliki hak-hak tertentu yang harus kita penuhi.

2.    Hindarilah sikap angkuh dan sombong
3.    Merendahkan diri dalam berjalan
4.    Janganlah membuang kotoran di jalan
5.    Menyingkirkan gangguan di jalan
6.    Berjalan dengan sederhana dan cepat
7.    Melapangkan jalan bagi orang lain


BEPERGIAN
Islam mengajak kita untuk memperindah akhlak dalam bergaul dengan sesama, termasuk pula pada saat kita sedang mengadakan perjalanan (safar) untuk suatu keperluan. Dalam hal ini Islam telah mengajarkan apa yang harus kita lakukan dan apa pula yang harus kita hindari ketika kita akan, sedang, maupun sekembalinya dari perjalanan.
1.    Shalat istikharah sebelum bepergian
2.    Bertaubat ketika hendak bepergian
3.    Berdoa ketika hendak bepergian
4.    Haruslah jelas ke mana tujuannya
5.    Berpamitan kepada sanak keluarga
6.    Membawa perbekalan yang cukup
7.    Hindari bepergian sendirian
8.    Memperbanyak Dzikir dan Doa dalam perjalanan
9.    Segera pulan apabila urusan telah selesai
10. Hindari pulang larut malam
11. Shalat sunnah sebelum memasuki rumah
BERKENDARAAN
Mengikuti tuntunan Rasulullah dalam setiap aktivitas merupakan keharusan bagi setiap muslim, termasuk pula ketika hendak bepergian dengan berkendaraan, baik itu kendaraan pribadi dan terlebih lagi kendaraan umum. Dalam hal ini Islam telah mengajarkan kita adab dan etika yang harus kita perhatikan, di antaranya :
1.    Membaca Basmalah saat naik kendaraan.
2.    Berdoa ketika naik kendaraan.
3.    Mendahulukan kaki kanan dari kaki kiri.
4.    Jangan mengganggu kenyamaan sesama.
5.    Berlaku ramah dan sopan terhadap semua orang.
6.    Hindarilah sikap angkuh dan arogan.
7.    Bertegur sapa ketika duduk berdua di dalam kendaraan.
8.    Memberi salam kepada yang berjalan.
9.    Meluaskan tempat duduk bagi orang lain.
10. Janganlah membuang kotoran di dalam kendaraan.
11. Hindari melakukan perbuatan merugikan orang lain.
12. Hindari bercakap-cakap dengan sopir.
13. Janganlah terlalu cepat dalam berkendaraan.
14. Mendahulukan kaki kiri daripada kaki kanan ketika turun.



BERTEMU DAN BERPISAH
Berhubungan dengan sesama adalah satu hal yang tidak mungkin kita elakkan karena kita hidup tidak sendiri, melainkan kita hidup di tengah-tengah individu lain dalam suatu komunitas (masyarakat). Dan agar interaksi kita dengan orang lain meninggalkan kesan dan pengaruh yang positif, kita harus mengikuti tuntunan yang pernah baginda Rasulullah ajarkan diantaranya :
1.    Mengucap salam saat bertemu dan ketika berpisah
2.    Berjabat tangan saat bertemu dan berpisah
3.    Bermuka manis saat bertemu
4.    Berlaku lemah lembut dan sopan
5.    Menanyakan kabar berita
6.    Memuji dan menyanjung orang yang kita temui
7.    Mengungkapkan rasa cinta dan sayang saat bertemu
8.    Janganlah panggil memanggil dengan gelar buruk
9.    Membaca Hamdalah dan bershalawat atas Rasulullah
10. Membaca istighfar saat berpisah

BERTANYA
Bukan seorang yang cerdik dan pandai tetapi enggan bertanya ketika tidak mengetahui, namun sejatinya orang yang tidak mau bertanya ketika tidak mengetahui suatu persoalan adalah orang yang sombong dan “sok tahu”, hal ini merupakan satu sikap tercela yang amat di benci Allah dan Rasul-Nya. At-Tirmidzi menuturkan Rasulullah pernah mengatakan, orang yang paling beliau benci dan yang akan mendapatkan celaka pada hari kiamat kelak adalah orang-orang yang banyak dalam berbicara, bermulut besar, dan berlagak tahu “(HR. At-Tirmidzi). Karena itu, sebagai seorang muslim jika kita tidak mengetahui tentang suatu permasalahan janganlah malu untuk bertanya, karena “Malu bertanya sesat di jalan” demikian kata pepatah.
1.    Bertanyalah pada orang yang memiliki pengetahuan
2.    Jangan berlebihan dalam bertanya
3.    Bertanya dengan niat dan cara yang baik


MENJAWAB PERTANYAAN
Islam  mengajarkan kita untuk bertanya apabila tidak mengetahui dan menjawab apabila ditanya, tidak mau bertanya ketika tidak mengetahui adalah sikap sombong, sok tahu, dan tidak tahu diri.  Demikian halnya tidak bersedia menjawab manakala ditanya juga cermin kesombongan, keangkuhan dan kebakhilan. Selain itu enggan menjawab ketika ditanya juga akan memberikan kesan yang kurang baik, menyebabkan orang lain (yang bertanya) tersinggung dan sakit hati, sebab mereka akan merasa diremehkan dan tidak dihargai.
Beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam menjawab sebuah pertanyaan, diantaranya adalah :
1.    Memberikan jawaban dengan jelas dan lengkap
2.    Mengarahkan penanya pada kebajikan
3.    Jawaban diperkuat dalil (alasan) yang logis
4.    Berterus terang jika tidak mengetahui jawaban dengan pasti
5.    Menjawab dengan mempraktikkan langsung
6.    Mengembalikan segala urusan kepada Allah

MEMBERI
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup mandiri dan sendiri, terlepas dari bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu, Islam mengajak dan mengajarkan kita untuk saling tolong – menolong, saling bantu – membantu, dan menjalin hubungan baik antarsesama. Memberi bantuan dan pertolongan pada sesama merupakan perbuatan terpuji yang sangat dianjurkan dalam agama kita, karena memberi dapat menumbuhkan perasaan cinta kasih dan mempererat persatuan dan kesatuan. Tidak hanya itu, memberi juga merupakan amal baik yang akan menjadikan kita ditolong Allah ketika berada dalam kesulitan dan kesempitan. Rasulullah bersabda, ”Tolonglah, nanti kamu akan diberikan pahala. Allah akan memenuhi apa yang Dia (Allah) suka daripada lisan (percakapan) Nabi-Nya”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tata cara memberi :
1.    Tulus dan ikhlas dalam memberi
2.    Bersegera dalam memberi
3.    Janganlah mengungkit-ungkit pemberian
4.    Mendahulukan sanak kerabat terdekat
5.    Memberi kepada yang berhak
6.    Berlaku adil dalam memberi
7.    Memberi sesuatu yang bermanfaat
8.    Jangan meminta kembali pemberian

MENASIHATI
Ketahuilah bahwa kita semua akan menjadi golongan yang akan mendapatkan kerugian besar di dunia dan akhirat, apabila kita tidak beriman kepada Allah, tidak mau mengerjakan amal shaleh, tidak mau nasihat menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-‘Ashr [103]) : 1-3). Rasulullah yang mulia pun pernah mengatakan bahwa agama kita yang unggul ini (Islam) adalah  agama nasihat, sabda Rasulullah, “Agama adalah nasihat,” para sahabat bertanya :”kepada siapa?” Beliau bersabda, “kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan kepada pemimpin kaum muslim dan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tata cara memberi nasihat :
1.    Ikhlas dalam memberi nasihat
2.    Memberi nasihat secara rahasia
3.    Nasihat dengan perkataan manis dan lembut
4.    Tidak tergesa-gesa dalam memberi nasihat
5.    Memberi nasihat berdasar pengetahuan

MEMINTA
Dalam menjalani hidup ini kita pasti membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain karena kita makhluk sosial, makhluk yang akan selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, jika kita mampu dan dapat memberi bantuan atau pertolongan kepada sesama maka hendaklah kita bersegera dan jangan menunda-nunda, yang demikian ini selain bukti ketaatan kita terhadap perintah Allah dan Rasulullah, juga agar orang lain bersedia memberi bantuan dan pertolongan pada saat kita sedang membutuhkan bantuan dan pertolongan.
Adab dan sopan santun yang harus diperhatikan dalam rangka meminta bantuan atau pertolongan orang lain, di antaranya :
1.    Tidak berlebihan dalam meminta
2.    Jangan memaksa dalam meminta
3.    Jangan terlalu sering meminta
4.    Ucapkan terima kasih

MENOLAK PERMINTAAN ATAU PEMERIAN
Seorang mukmin terhadap mukmin lain seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Karenanya, Islam dengan tegas melarang kita saling membenci, saling berselisih, saling menghina, mengejek, dan merendahkan muslim lain. Sebaliknya, Islam mengajak dan memerintahkan kita untuk saling mengasihi, saling mencintai, saling menghormati, dan menghargai satu dengan yang lain.

Islam melarang kita menyakiti hati sesama, berperilaku kasar dan melakukan tindakan yang dapat menyinggung perasaan  orang lain.
Tata cara menolak permintaan atau pemberian :
1.    Hindari menolak pemberian atau permintaan orang lain
2.    Niat baik dalam menolak
3.    Menolak dengan sikap dan perkataan yang lembut
4.    Menyampaikan alasan dalam menolak
5.    Penolakan tidaklah bertentangan dengan syariat
6.    Memerhatikan tingkat ilmu lawan bicara
7.    Menghindari perdebatan

 sumber : ETIKA BERMUAMALAH